Pewahyuan dan Pemeliharaan Al-Qur'an
PEWAHYUAN AL-QUR'AN
1. Pengertian
Wahyu adalah adalah petunjuk yang disampaikan secara sembunyi. Jadi dengan kata lain, wahyu merupakan hubungan gaib yang tersembunyi antara Allah SWT, dan para utusan-Nya.
2. Bentuk-bentuk
• Menambatkan makna isi Al-Qur'an dalam hati Rasulullah saw.
• Menyampaikan wahyu kepada Rasulullah saw, dari balik hijab.
• Perantara malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu.
3. Proses Turunnya Al-Qur'an
a. Diturunkan secara Global.
Turunnya ilmu-ilmu Allah SWT. Termasuk Al-Qur'an dan rahasia-rahasia besar yang terkandung di dalamnya ke dalam hati Rasulullah saw.
b. Diturunkan secara Bertahap.
Turunnya lafadz-lafadz Al-Qur'an tertentu dan beberapa ayat secara berkelanjutan, yang semuanya itu terkadang dibarengi dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada masa itu dan kejadian pasca kenabian sesuai dengan perkembangan zaman.
4. Hikmah diturunkannya Al-Qur'an secara Bertahap
• Mengiringi perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW. Selama 23 tahun.
• Memberikan semangat batiniah bagi kontinuitas proses dakwah Nabi Muhammad SAW.
• Al-Qur'an membantu Nabi Muhammad SAW. Untuk menghadapi keraguan, tuduhan-tuduhan serta berbagai cobaan dari kaum musyrik.
5. Tujuan diturunkan Al-Qur'an
a. Sebagai peringatan.
(QS. Al-An'am [6] : 19) yang berarti
" Katakanlah, Siapakah yang lebih kuat persaksiannya? Katakanlah, "Allah", Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai Al-Qur'an (kepadanya).
b. Sebagai contoh, ibroh dan pelajaran.
(QS. Al-Isra' [17] : 89) yang berarti
"Dan sesungguhnya kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur'an ini tiap-tiap macam perumpamaan, kebanyakan manusia kecuali mengingkari".
c. Sebagai hujjah, petunjuk dan mukjizat.
(QS. An-Nisa' [4] : 174) yang berarti
" Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran yang datang dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur'an)".
d. Sebagai kitab perundang-undangan syariah dan perincian.
(QS. An-Nahl [16] : 89) yang berarti
"(Dan ingatlah) akan hari (ketika kami) bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan kami turunkan kepadamu Al-kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk".
e. Sebagai pemutus hukum, pengangkatan perselisihan dan pembeda yang hak dan batil.
(QS. Al-Nahl [16] : 64) yang berarti
"Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al-kitab (Al-Qur'an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu, dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum beriman".
f. Sebagai risalah pembenar dari risalah- risalah sebelumnya.
(QS. Al-Ma'idah [5] : 48) yang berarti" Dari kami turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain...".
PEMELIHARAAN AL-QUR'AN
A. Pemeliharaan Al-Qur'an masa Nabi :
1. Hafalan
• Al-Qur'an berisi aturan hidup yang harus dijalankan;
• Al-Qur'an tanda keagungan Allah yang memiliki I'jaz salah satunya segi balaghoh-Nya;
• Kedudukan terhormat para huffadz.
2. Tulisan
• 'usub (pelepah kurma yang sudah dipisah dari batangnya.)
• Al-Likhaf (lempengan-lempengan batu halus)
• Al-al-Al-al-Riqa' (daun-daun atau kulit pohon tertentu)
• Al-Aqtab Papan yang digunakan pada punggung unta sebagai penyangga)
• Qitha' al-Adim (Potongan-potongan kulit unta atau kulit kambing)
Juru Tulis Al-Qur'an di Masa Nabi :
- Abu Bakar al-Shiddiq
- Umar Ibn al-Khattab
- Utsman Ibn Affan
- Ali Ibn Abi Thalib
- Zaid Ibn Tsabit
- Ubay bin Ka'ab
- Mu'adz bin Jabal
- Muawiyah bin Ali Sufyan
B. Pemeliharaan Al-Qur'an Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq :
Selepas perang Riddah, Para sahabat (hafidz Al-Qur'an) Syahid, kemudian meminta Zaid bin Tsabit mengumpulkan Al-Qur'an (yang ditulis), setiap helai ayat Al-Quran dikumpulkan dan di ikat dengan benang mengikuti susunan, kemudian lembaran disimpan dirumah Umar al-Khattabal-Khattab, lalu dipindahkan ke rumah Hafsah.
C. Pemeliharaan Al-Qur'an Masa Umar bin Khattab :
1. Menghalakkan kegiatan ilmu
2. Memprakarsai pembukuan Al-Qur'an
3. Umat islam diminta menghafal surah- surah
4. Mengantar guru-guru mengajar Al- Qur'an di masjid
5. Mengurai prinsip dan kandungan Al- Qur'an
D. Pemeliharaan Al-Qur'an Masa Ustman bin Affan :
• Khalifah Ustman memang perlu memasyarakatkan mushaf Al-Qur'an
• Dibentuk panitia penulis mushaf (Zaid bin Tsabit) Abdullah bin Zubair, Sa'in bin al- Ash Abdurrahman bin Harist
• proses penulisan dan penggandaan terkait jumlah perbedaan pendapat empat dan tujuh
• Dikirim ke Kufah Bashroh, Syam dan disimpan di Madinah
Proses Penulisan :
1. Tidak boleh menulis sesuatu kecuali setelah benar-benar diteliti
2. Dipastikan bahwa akan ditulis adalah benar-benar ayat Al-Quran
3. Ayat yang akan ditulis dipastikan bukan ayat yang dihapus (manshukh)
4. Tidak menulis sesuatu kecuali jika para sahabat mengakui kebenaran ayat Al- Quran yang hendak ditulis
5. Jika ada perbedaan pendapat maka ditulis dengan dialeg orang Quraisy
6. Ayat yang akan ditulis benar-benar dihafal para sahabat secara mutawatir
7. Ayat Al-Quran hanya dibaca satu macam qira'at (bacaan) harus ditulis dengan rasm yang hanya menunjuk para 1 macam bacaan
8. Ayat Al-Quran yang boleh dibaca den beberapa bacaan, maka rasm yang dipakai adalah yang dapat mewakili semua bacaan (qira'at)
9. Jika ada ayat yang boleh beberapa macam bacaan, namun tidak rasm yang dapat mewakili semua maka ditulis sesuai dengan ragam bacaan yang memungkinkan bacaan seperti itu
E. Usaha Lanjutan Penyempurnaan Mushaf "Ustmani"
- Pemberian titik diatas sebagai tanda baca "fathah" Dan titik bawah sebagai tanda baca "kasroh" Oleh Abu al-Aswad ad-Du'ali
- Penyempurnaan usaha sebelumnya dengan memberi titik pada semua huruf Al-Qur'an yang dianggap penting untuk diberi harokat oleh Nashr bin 'Ashim
- Khalid bin Ahmad menggantikan tanda baca fathah dengan alif, kecil, kasroh dengan ya' kecil sebagai tanda sukun san bacaan mad
- Pemberian nomor ayat, tanda wakaf, bata pangkalan surat dan akhir surat, jenis surat Makkiyah atau Madaniyah dan lain-lain sehingga jadilah mushaf seperti yang ada sekarang ini
F. Terpeliharanya Orisinalitas Al-Qur'an
• setiap ayat selalu ditulis oleh Kuttab al- Wahyi
• Kegiatan tulis menul telah ada di kalangan bangsa
• Dibatalkan oleh Rasulullah dan para sahabat
• Bacaan rutin umat islam
G. Faedah dan Tujuan Pembukaan Al-Qur'an
a. Menyatukan dan menyeragamkan tulisan dan ejaan serta bacaan Al-Quran bagi seluruh umat islam
b. Agar umat islam berpegang pada mushhaf yang disusun secara sempurna
c. Mempersatukan urutan suaunan surat- surat dalam Al-Qur'an sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW.
Komentar
Posting Komentar